Labirin hidup ,
Nona Pelangi
Januari 16, 2011
0 Comments

Datang dan pergi silih berganti, seperti para calon penumpang yang singgah di satu stasiun untuk kemudian meneruskan perjalanan ke stasiun berikutnya. Ada yang duduk lama menunggu jam keberangkatan, ada pula yang melangkah bergegas menuju gerbong-gerbong yang akan mengantarnya menuju tujuan. Ada yang bertegur sapa, lalu terlibat perbincangan hangat. Namun tak sedikit yang tak peduli sekeliling dan berkutat dengan kesibukanya masing-masing.
Begitulah hidup, jalannya tak pernah dapat kita tebak akan berujung dimana. Manusia berseliweran silih berganti mengisi lembar demi lembar kehidupan kita. Ada yang membekas lama, ada yang cuma singgah sejenak. Masing-masing membawa kisahnya sendiri. Membuat labirin hidup kita jadi berwarna, tak lagi putih polos seperti ketika kita diantar kedunia bertahun silam.
Labirin hidup, kadang lorongnya mengantar kita pada persimpangan. Bimbang menentukan arah mana yang harus ditempuh, sedangkan waktu juga tak cukup sabar untuk menunggu kita larut dalam kebimbangan. Bergerak dan terus bergerak, berpacu dengan waktu, berlomba meraih kesempatan. Lelah ? YA. Tapi inilah hidup. Tak hanya menawarkan tawa, tapi juga air mata. Kedewasaan membawa kita menyusuri labirin yang kian berliku, akan tetapi tak mungkin pula untuk mengeluhkan kedewasaan karena itulah anugerah.
Meninggalkan atau ditinggalkan itu proses. Kita semua pernah dan akan mengalaminya. Teman, sahabat, keluarga, dan kekasih adalah mereka yang menggoreskan cerita yang begitu dalam untuk kita. Kadang persimpangan labirin memisahkan satu sama lain. Entah untuk selamanya atau hanya sementara untuk kemudian dipertemukan di lorong selanjutnya. Kini dan esok mungkin akan membawa cerita yang berbeda, nikmati hari ini dan seluruh kisah yang ditulis di dinding-dinding labirin, dan semoga esok kita dapat berkumpul di ujung labirin dengan senyuman....