![]() |
Sumber : kabsemarangtourism.com |
NGAMPIN CULTURE FEST 2017
Berbicara mengenai pariwisata di Kabupaten Semarang memang tidak ada habisnya. Majemuk dan kompleks. Topik renyah ini akan terus bergulir mengikuti waktu. Era telah menggeser kebutuhan wisata yang semula tersier menjadi sekunder, bahkan mungkin juga primer bagi sebagian orang. Profesi yang dulu tidak ada dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya, kini terus bermunculan. Travel blogger misalnya. Mereka memang harus pelesir untuk dapat menciptakan sebuah karya. Gaya hidup dan pesatnya kemajuan teknologi informasi bisa jadi merupakan 2 musabab yang perlahan mampu merubah trend yang berlaku kini.
Saya dibesarkan di Kabupaten Semarang. Karenanya tidak terlalu sulit bagi saya untuk melihat perkembangan pariwisata di Kabupaten Semarang saat ini. Sebagai contoh, siswa TK sekarang bebas memilih field trip ke Cimory, factory visit ke pabrik nissin, outbond seru di Umbul Sidomukti, dan lain sebagainya. Banyak pilihan. Mundur sejenak dikisaran tahun 90an, saat saya masih TK harus puas dengan field trip ala-ala ke Taman Unyil di batas kota Ungaran. Saat itu memang tidak banyak opsi obyek wisata yang bisa dikunjungi seperti sekarang.
![]() |
- Paguyuban Pelestari Tosan Aji Panji Baruklinting Ambarawa memamerkan deretan koleksi keris dan benda pusaka lainnya,
- Dewa Siwa atau Komunitas Pecinta situs dan watu candi. Saya tahu komunitas ini sudah cukup lama, beberapa kali mampir membaca tulisan mereka tentang penelusuran ke berbagai peninggalan situs sejarah di wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Jika tidak membaca postingan blog salah satu anggota mereka, mungkin saya juga tidak tahu jika di wilayah Kabupaten Semarang masih banyak sisa-sisa sejarah. Salut dengan komunitas yang mau repot mendokumentasikan dan kemudian membaginya melalui pameran foto,
- Komunitas Penulis Ambarawa yang menaungi para penulis dari Ambarawa
- Rawaksara, Komunitas lettering dan kaligrafi Kota Ambarawa
- Komunitas Anak Bawang atau komunitas permainan tradisional Solo. Mereka datang jauh-jauh untuk memperkenalkan kembali aneka dolanan yang sudah sangat jarang dimainkan anak-anak zaman sekarang. Seperti egrang dan congklak.
- Doesoen Kopi Sirap, saya sudah pernah ngopi langsung ditempatnya. Menarik dan sangat saya rekomendasikan bagi para pecinta kopi yang ingin menikmatinya dengan suasana berbeda.
Untuk jenis acara lokal yang ditangani karang taruna, saya sangat mengapresiasi. Nampaknya persiapan mereka cukup matang dan tidak asal-asalan. Ada 1 atau 2 kekurangan, wajarlah. Menggelar acara yang melibatkan banyak orang dengan bermacam pemikiran dan ide tentu bukan hal yang mudah. Meski hanya berlangsung selama 2 hari, setidaknya telah menjadi sarana edukasi dan menambah wawasan baru bagi pengunjung.
Kelurahan Ngampin terkenal dengan serabinya. Makanan yang berbahan dasar beras ini merupakan makanan khas Kelurahan Ngampin yang mudah ditemui sepanjang jalan raya Ambarawa-Magelang, tepatnya di wilayah Ngampin. Munculnya sentra serabi ini bermula dari tradisi serabinan di Desa Ngampin. Tradisi serabinan ini sudah berjalan turun- temurun sejak ratusan tahun lalu. Tradisi ini sebenarnya untuk menyambut datangnya bulan Syakban. Namun, sejak 1989 terjadi pergeseran. Di luar upacara ritual itu banyak warga desa yang saban hari berjualan serabi. Kalau pada awalnya hanya tiga orang saja, kini telah berkembang hingga mencapai 100 orang yang menggantungkan hidup dari usaha penjualan serabi ini (http://ambarawa.jatenginfo.com)
![]() |
Seporsi serabi Ngampin (Gambar dari sini) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar