Selasa, 31 Oktober 2017

Ngampin Culture Fest 2017

Ngampin Culture Fest
Sumber : kabsemarangtourism.com
NGAMPIN CULTURE FEST 2017
Berbicara mengenai pariwisata di Kabupaten Semarang memang tidak ada habisnya. Majemuk dan kompleks. Topik renyah ini akan terus bergulir mengikuti waktu. Era telah menggeser kebutuhan wisata yang semula tersier menjadi sekunder, bahkan mungkin juga primer bagi sebagian orang. Profesi yang dulu tidak ada dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya, kini terus bermunculan. Travel blogger misalnya. Mereka memang harus pelesir untuk dapat menciptakan sebuah karya. Gaya hidup dan pesatnya kemajuan teknologi informasi bisa jadi merupakan 2 musabab yang perlahan mampu merubah trend yang berlaku kini.

Saya dibesarkan di Kabupaten Semarang. Karenanya tidak terlalu sulit bagi saya untuk melihat perkembangan pariwisata di Kabupaten Semarang saat ini. Sebagai contoh, siswa TK sekarang bebas memilih field trip ke Cimory, factory visit ke pabrik nissin, outbond seru di Umbul Sidomukti, dan lain sebagainya. Banyak pilihan. Mundur sejenak dikisaran tahun 90an, saat saya masih TK harus puas dengan field trip ala-ala ke Taman Unyil di batas kota Ungaran. Saat itu memang tidak banyak opsi obyek wisata yang bisa dikunjungi seperti sekarang.

Dalam kurun waktu terakhir, potensi pariwisata di Kabupaten Semarang sepertinya terus digali agar muncul ke permukaan. Candi Gedong Songo, Museum Palagan Ambarawa, Pemandian Muncul, dan Bukit Cinta adalah daya tarik andalan yang dikelola oleh Pemkab Semarang. Selebihnya masih banyak obyek wisata lain yang dikelola oleh institusi, swasta, maupun melalui swadaya daerah setempat. Setiap wilayah di Kabupaten Semarang kini berlomba-lomba menampilkan potensinya. Sebutlah wisata kebun bunga Setiya Aji, Clapar, dan yang terbaru Ngasem Flower Park. Desa wisata seperti Lerep dan Kemetul pun kian giat berbenah. Event lokal yang mengangkat budaya setempat kini juga menjadi buruan baru wisatawan. Ngampin Culture Fest salah satunya.
Ngampin Culture Fest

Acara yang dimotori oleh Karang Taruna Bhakti Muda ini Bertempat di Balai Lingkungan RW 1 Ngampin Krajan  Ambarawa, digelar pada tanggal 28-29 Oktober 2017. Selain penyelenggaraan berbagai lomba, beberapa komunitas di wilayah Kabupaten Semarang pun turut meramaikan, diantaranya :
Ngampin Culture Fest
  • Paguyuban Pelestari Tosan Aji Panji Baruklinting Ambarawa memamerkan deretan koleksi keris dan benda pusaka lainnya,
  • Dewa Siwa atau Komunitas Pecinta situs dan watu candi. Saya tahu komunitas ini sudah cukup lama, beberapa kali mampir membaca tulisan mereka tentang penelusuran ke berbagai peninggalan situs sejarah di wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Jika tidak membaca postingan blog salah satu anggota mereka, mungkin saya juga tidak tahu jika di wilayah Kabupaten Semarang masih banyak sisa-sisa sejarah. Salut dengan komunitas yang mau repot mendokumentasikan dan kemudian membaginya melalui pameran foto,
  • Komunitas Penulis Ambarawa yang menaungi para penulis dari Ambarawa
  • Rawaksara, Komunitas lettering dan kaligrafi Kota Ambarawa
  • Komunitas Anak Bawang atau komunitas permainan tradisional Solo. Mereka datang jauh-jauh untuk memperkenalkan kembali aneka dolanan yang sudah sangat jarang dimainkan anak-anak zaman sekarang. Seperti egrang dan congklak.
  • Doesoen Kopi Sirap, saya sudah pernah ngopi langsung ditempatnya. Menarik dan sangat saya rekomendasikan bagi para pecinta kopi yang ingin menikmatinya dengan suasana berbeda.
Ngampin Culture Fest
Panitia juga menyediakan deretan stand kuliner yang kebanyakan diisi oleh penduduk sekitar dengan berbagai jajanan dan minuman ringan, Sayang hanya sedikit produk UMKM lokal yang dipamerkan. Padahal acara ini merupakan moment pas untuk berpromosi. Yang paling menarik dan ditunggu, tentu saja penampilan tarian kuda lumping dari berbagai kelompok. Kesenian ini memang sedang kembali bersinar. Awal yang baik, semoga disusul juga dengan kebangkitan kesenian tradisional lain di Kabupaten Semarang.
Ngampin Culture Fest
Untuk jenis acara lokal yang ditangani karang taruna, saya sangat mengapresiasi.  Nampaknya persiapan mereka cukup matang dan tidak asal-asalan. Ada 1 atau 2 kekurangan, wajarlah. Menggelar acara yang melibatkan banyak orang dengan bermacam pemikiran dan ide tentu bukan hal yang mudah. Meski hanya berlangsung selama 2 hari, setidaknya telah menjadi sarana edukasi dan menambah wawasan baru bagi pengunjung.

SERABI NGAMPIN
Serabi Ngampin
Kelurahan Ngampin terkenal dengan serabinya. Makanan yang berbahan dasar beras ini merupakan makanan khas Kelurahan Ngampin yang mudah ditemui sepanjang jalan raya Ambarawa-Magelang, tepatnya di wilayah Ngampin. Munculnya sentra serabi ini bermula dari tradisi serabinan di Desa Ngampin. Tradisi serabinan ini sudah berjalan turun- temurun sejak ratusan tahun lalu. Tradisi ini sebenarnya untuk menyambut datangnya bulan Syakban. Namun, sejak 1989 terjadi pergeseran. Di luar upacara ritual itu banyak warga desa yang saban hari berjualan serabi. Kalau pada awalnya hanya tiga orang saja, kini telah berkembang hingga mencapai 100 orang yang menggantungkan hidup dari usaha penjualan serabi ini (http://ambarawa.jatenginfo.com)
Jika sudah sampai Ngampin, rugi jika tidak mencicipi kuliner legendarisnya. Serabi Ngampin. Tak sulit menemukan kudapan manis ini, ada puluhan penjaja serabi di sepanjang jalan Ngampin. Menariknya, meski zaman sudah sedemikian maju para pedagang serabi Ngampin tetap bertahan dengan cara masak tradisional. Mereka masih menggunakan angklo berbahan bakar kayu, serta wajan tanah liat. Konon cara ini tetap dipakai, demi memunculkan aroma yang lebih menggugah selera.
Serabi Ngampin
Seporsi serabi Ngampin (Gambar dari sini)
Bulatan serabi ini biasanya bercirikan 3 warna. Hijau beraroma pandan, coklat untuk gula merah, dan original yang berwarna putih. Cara penyajiannya, beberapa bulatan serabi disiram kuah santan dengan campuran gula merah yang masih hangat. 1 mangkoknya berisi 4-5 buah serabi, dengan harga Rp 5.000 per porsi. Kebanyakan para penjual tak hanya menjajakan serabi, mereka juga menjual opak dan tape ketan. Menarik bukan? Dengan selembar Rp 5000 sudah dapat menikmati kuliner legendaris Kabupaten Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar